tag:blogger.com,1999:blog-57187261060668343492024-03-19T01:53:29.752-07:00andri's mini siteAndri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.comBlogger18125tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-75462436258181145152011-01-13T08:24:00.000-08:002011-01-13T08:25:25.731-08:00Kata kata Bijak Bung Karno<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6WA98ATrcM6_gbbRs5fb_bXWFmmhP4xglZEx4kQIAikQcvGtIilSz7XaBL2BMBdZLTO1XBNqD7DGVvgwFdlRT9b_hD0a-9Ymdaavq4xPY2tcCcBKjg10rxR8xPMLw4gDcc9GdkyG0RYAK/s1600/BK.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6WA98ATrcM6_gbbRs5fb_bXWFmmhP4xglZEx4kQIAikQcvGtIilSz7XaBL2BMBdZLTO1XBNqD7DGVvgwFdlRT9b_hD0a-9Ymdaavq4xPY2tcCcBKjg10rxR8xPMLw4gDcc9GdkyG0RYAK/s200/BK.jpg" width="133" /></a></div><div style="text-align: justify;">Siapa yang tak kenal Bung Karno? Ketika dilahirkan, beliau diberi nama Kusno Sosrodihardjo oleh orangtuanya Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Dia lah Presiden pertama kita, dia lah Bapak Proklamator kita, Bung Karno. Berikut ini adalah beberapa kata-kata bijak dari beliau.<br />
<br />
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno)<br />
<br />
“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno)</div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;">“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” </div><div style="text-align: justify;">sumber:(Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno)</div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-73152528273869867442011-01-09T03:30:00.000-08:002011-01-09T03:30:31.079-08:00Teknologi Pendidikan dan Pendidikan Teknologi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_3cXI5clIn-FBplYp_bnebTG8UvsHuyecJv9utDy_jyDeVY5BAy7MtQrVlv-UeF2PNiEr7WgQriMg60KRMZaDsxgAZZgPVoSq-5ADruHyY2BJTgL9c_TXY3eCgvCZjL3k9oIN-pJkfV8m/s1600/teknologi-pendidikan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_3cXI5clIn-FBplYp_bnebTG8UvsHuyecJv9utDy_jyDeVY5BAy7MtQrVlv-UeF2PNiEr7WgQriMg60KRMZaDsxgAZZgPVoSq-5ADruHyY2BJTgL9c_TXY3eCgvCZjL3k9oIN-pJkfV8m/s320/teknologi-pendidikan.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Dua kata yang jika ditukar posisinya dan dibaca sebagai satu kalimat utuh akan memiliki perbedaan makna. Jika dilihat pengertian dari kata perkata maka teknologi memiliki arti (1) <span style="font-style: italic;">metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; </span>(2) <span style="font-style: italic;">keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia;</span> (Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia:2008). Lalu apa arti pendidikan?<br />
Pendidikan jika dalam bahasa arab disebut tarbiyah yang berasal dari kata "r<span style="font-style: italic;">abaa-yarbuu-riban wa rabwah</span>" yang berarti "<span style="font-style: italic;">berkembang, tumbuh, dan <a name='more'></a>subur</span>". Didalam Al-Qur'an, kata "rabwah" diartikan sebagai bukit-bukit yang tanahnya subur untuk tanam-tanaman (Lihat QS:Al-Baqarah:265). Sedangkan kata "<span style="font-style: italic;">riba</span>" memiliki arti yang sama dengan kata "<span style="font-style: italic;">rabwah</span>" (Lihat QS:Ar-Ruum:39). Dari arti kata tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa mendidik atau "<span style="font-style: italic;">rabba</span>" bukanlah berarti "<span style="font-style: italic;">mengganti</span>" (<span style="font-style: italic;">tabdiil</span>) dan buka pula berati "<span style="font-style: italic;">merubah"</span> (<span style="font-style: italic;">taghyiir)</span>, melainkan menumbuhkan, mengembangkan dan menyuburkan. Jika kita ambil kesimpulan dari arti kata tarbiyah maka pengertian pendidikan adalah <span style="font-style: italic;">mengkondisikan sifat-sifat dasar (fithrah) anak yang ada sejak awal penciptaanya agar dapat tumbuh subur dan berkembang dengan baik. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan Pusat Bahasa Depdiknas tahun 2001, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses, cara, pembuatan, mendidik)</span>”.<br />
Walaupun ada perbedaan makna antara arti pendidikan menurut Al-Qur'an dan arti pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetapi keduanya memiliki maksud dan tujuan mulia, walaupun secara pribadi penulis lebih setuju dengan pengertian pendidikan menurut Al-Qur'an.<br />
Dengan demikian maka kita bisa menyimpulkan bahwa teknologi pendidikan jika kita ambil dari penggabungan pengertian menurut Kamus Bahasa Indonesia dan Al-Qur'an menjadi keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan proses pengubahan sikap dan tata laku sesesorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang terstruktur secara sistematis dan berkesinambungan.<br />
Dalam pengertian ini jelas penekanan terdapat pada penyediaan barang yang menunjang proses pendidikan itu sendiri. Jika kita jabarkan dalam kehidupan sehari-hari lebih cenderung ke sarana prasana media pembelajaran untuk melaksanakan proses pendidikan. Hal ini sangat penting jika kita mengacu pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat dewasa ini. Transfer ilmu yang terjadi dalam proses belajar mengajar akan semakin efektif dan efisien untuk meng-akselerasi pendidikan yang semakin urgen dalam menghadapi persaingan generasi secara global. Tetapi hal ini juga menjadi tidak berguna jika sumber daya manusia yang dimiliki tidak mampu untuk menggunakan teknologi pendidikan secara maksimal yang seharusnya digunakan untuk mempercepat proses transfer ilmu. Contoh paling sederhana adalah internet. Salah satu perusahaan BUMN mencanangkan suatu program "Internet go to School" dan memang program ini telah terlaksana walaupun tidak bisa menjangkau ke daerah yang terpencil. Tetapi mari kita lihat kelapangan dimana sekolah-sekolah yang memperoleh bantuan program tersebut ternyata membiarkan begitu saja sarana internet tanpa mampu mempergunakannya secara maksimal dalam upaya meng-akselerasi pendidikan. Ini adalah bukti nyata dilapangan dimana sumber daya manusia yang tersedia tidak mampu mempergunakan sumber daya yang ada, dan ini pula menunjukan rendahnya pendidikan teknologi pada pelaksana pendidikan disekolah.<br />
Berbeda antara teknologi pendidikan yang lebih tertuju pada sarana dan prasarana penunjang proses pendidikan, sedang pendidikan teknologi lebih tertuju pada sumber daya manusianya dalam penguasaan teknologi yang sudah tersedia. Ada ketidak seimbangan antara teknologi pendidikan yang tersedia dengan pendidikan teknologi pelaksana pendidikan dilapangan, hal ini haruslah menjadi pemikiran bersama dalam upaya memaksimal proses transfer ilmu didunia pendidikan Indonesia. Rendahnya pengetahuan teknologi untuk penggunaan teknologi pendidikan menjadikan sarana yang tersedia menjadi sangat tidak bermanfaat bahkan menjadi pajangan semata.<br />
Mari kita bersama-sama bangun pendidikan Indonesia dengan selalu menyeimbangkan antara kualitas guru sebagai pelaksana pendidikan dengan sarana dan prasarana media pembelajaran. Jangan sampai kejadian-kejadian yang tidak lucu seperti penggunaan internet untuk hiburan semata ada dilingkungan kita. Bagi para guru yang belum "melek" teknologi, bersemangatlah untuk belajar teknologi karena disaat terjadi keseimbangan antara teknologi pendidikan dengan pendidikan teknologi maka proses transfer ilmu bisa menjadi efektif dan efesien. Nilai akhirnya adalah tercipta generasi yang kompeten sehingga mampu bersaing menghadapi persaingan global. Insya Allah...</div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-48650528646336491722011-01-01T08:21:00.000-08:002011-01-01T08:24:06.013-08:00Do It Now<div style="text-align: justify;">Menunda pekerjaan adalah sesuatu yang kita anggap biasa. Penyakit ini hampir diderita oleh semua orang termasuk saya, padahal kalau kita telaah menunda pekerjaan adalah satu hal yang justru menambah beban. Selain itu menunda pekerjaan dan atau mengakhirkan pekerjaan biasanya akan dihasilkan output yang kurang sempurna bahkan bisa berakibat kegagalan. Hal ini yang kemudian mengakibatkan stess, dalam kata lain menunda pekerjaan sama dengan menambah-membuat stress.<br />
<a name='more'></a></div><span id="fullpost"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPzfqIsyc7aozEpFC6uY1dw-Org5WRqPy6QzZTF7QjdooqWi0nFt1m91NV2WaA2LeyKa9h51appUD8gmY2tQD-OY-PtML5pavahShiL9YUWgkU0S6LIlaM0UuHmliP7g5XfcJstlq_3PE3/s1600/stress.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="234" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPzfqIsyc7aozEpFC6uY1dw-Org5WRqPy6QzZTF7QjdooqWi0nFt1m91NV2WaA2LeyKa9h51appUD8gmY2tQD-OY-PtML5pavahShiL9YUWgkU0S6LIlaM0UuHmliP7g5XfcJstlq_3PE3/s320/stress.gif" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Do it now adalah kalimat yang harus kita tanamkan dalam kehidupan kita sehari-hari, lakukan sekarang dan jangan tunda waktu selama kita bisa dikerjakan hari ini KERJAKANLAH, jangan menunggu waktu dengan berfikir "MASIH BANYAK WAKTU". Tapi bukan berarti tanpa perencanaan dengan DO IT NOW, semua harus direncanakan dengan matang, tepat sasaran, luwes, dan mampu memandang resiko-resiko yang mungkin terjadi. Dengan menanamkan DO IT NOW pekerjaan tidak menjadi tumpuk bertumpuk, kalau sudah numpuk justru kita akan kehilangan banyak waktu dan dengan hasil yang kurang maksimal. Lakukanlah hari ini pekerjaan apa yang mesti kita kerjakan sekarang, jangan esok atau lusa. Apalagi bagi kita-kita yang bekerja pada suatu perusahaan yang dimiliki orang lain, hal ini jelas harus kita tanamkan dengan baik, DO IT NOW.....!!!!</div></span>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-69940310723137734992010-12-31T22:37:00.001-08:002010-12-31T22:38:05.791-08:00Indahnya Berbagi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm4o3BWbT1ljO68z5g-xDyevtB7pA7qKsVCp563CYgWterbnzbQIiu0drW-JzPSqVA4_n4z36gAm528qLebMlRuONGXqkHyAr-Dy_UtydV5vehm_UqGJtvI4HtEYkMLMOOVnyfGa3ndMRL/s1600/indahnya-berbagi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm4o3BWbT1ljO68z5g-xDyevtB7pA7qKsVCp563CYgWterbnzbQIiu0drW-JzPSqVA4_n4z36gAm528qLebMlRuONGXqkHyAr-Dy_UtydV5vehm_UqGJtvI4HtEYkMLMOOVnyfGa3ndMRL/s320/indahnya-berbagi.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Seorang wartawan mewawancarai seorang petani untuk mengetahui rahasia di balikbbuah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian. Petani itu mengaku ia sama sekali tidak mempunyai rahasia khusus karena ia selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaiknya pada tetangga-tetangga di sekitar perkebunannya.<br />
<br />
"Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?" tanya sang wartawan.<br />
<br />
"Tak tahukah anda?," jawab petani itu.</div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">"Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan jagung yang baik pula." Begitu pula dengan hidup kita. Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus</div><div style="text-align: justify;">menolong tetangganya menjadi berhasil pula. Mereka yang menginginkan hidup dengan baik harus menolong tetangganya hidup dengan baik pula.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nilai dari hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang disentuhnya.</div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-89478873844636298292010-12-30T03:59:00.000-08:002010-12-30T03:59:08.607-08:00Memanfaatkan Internet Sebagai Sumber Belajar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrI-HnsofUHaWjS6LyteKbVFTq589LxG9jEML6s8TKYGCy4X3p937_4Mw6iH295hWwWJ10pboTeE7gIz-K2EmVVzqjr_V0zKFOL-0to2JCb9oFLpcutXDE99ZYbEH0CyKs9DF6_ao761K4/s1600/guru_internet_sumber_belajar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; cssfloat: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" n4="true" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrI-HnsofUHaWjS6LyteKbVFTq589LxG9jEML6s8TKYGCy4X3p937_4Mw6iH295hWwWJ10pboTeE7gIz-K2EmVVzqjr_V0zKFOL-0to2JCb9oFLpcutXDE99ZYbEH0CyKs9DF6_ao761K4/s320/guru_internet_sumber_belajar.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Internet merupakan salah satu perkembangan teknologi informasi bukanlah sesuatu yang eksklusif bahkan sudah menjadi suatu hal yang biasa bagi masyarakat Indonesia saat ini. Bahkan beberapa provider (perusahaan penyedia layanan internet) telah merambah kedaerah terpencil dalam memberikan layanan jaringan internet. Ini mempermudah bagi siapa saja dan dimana saja untuk mengakses internet. Undangan, informasi, berita dan berbagai kejadian dibelahan dunia satu dapat langsung diterima dibelahan bumi lainnya. Perkembangan teknologi informasi ini mampu menekan biaya dan waktu menjadi lebih murah, mudah dan cepat.</div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;"><br />
Kemudahan yang diberikan internet tidaklah serta merta membuat para pelaku pendidikan menjadikan internet ini sebagai salah satu sarana yang mampu mengakselerasi proses transfer ilmu kepada peserta didiknya tapi justru memunculkan masalah baru. Banyaknya waktu yang terbuang oleh guru, siswa dan pelaku pendidik justru membalikan fungsi internet yang sedianya sebagai sumber belajar menjadi hanya sebagai sarana hiburan semata. Sangatlah wajar jika kemudian badan statistik dunia menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling boros bandwidth dan waktu hanya sekedar untuk mencari sesuatu hal yang tidaklah penting dan bahkan apa yang dilakukan didepan internet tidak ada kaitannya dengan profesi yang dimiliki.<br />
Perhatikan di sekitar kita ketika seorang guru tersenyum-senyum bahkan tertawa lepas didepan monitor tanpa ada seorang teman pun disampingnya. Atau perhatikanlah siswa-siswi kita yang justru sibuk membuat status dan membalas komentar-komentar yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pelajaran yang sedang dihadapi. Beberapa contoh inilah yang justru kemudian membuat internet menjadi tidaklah efektif dan efisien sebagai sumber belajar.<br />
Dalih sebagai hiburan menjadikan seseorang kebablasan tanpa disadarinya. Tingkah laku negatif didepan internet akan mempengaruhi tingkah laku yang aneh pula didunia nyata, bahkan mampu merubah cara berfikir seseorang. Dibawah ini beberapa tips bagi para pendidik agar tidak terjerumus dalam maraknya dunia internet dengan harapan akan mampu memanfaatkan internet secara maksimal sebagai sumber belajar.</div><div style="text-align: justify;">■Buatlah jadwal khusus untuk bermain internet. Jadwal akan memaksa kita untuk melakukan suatu kegiatan menjadi seefektif dan seefisiensi mungkin serta mengurangi perilaku negatif yang akan membuat jadwal internet kita menjadi membengkak.<br />
■Kumpulkan, susun dan pilihlah kata kunci spesifik yang akan kita gunakan dalam mencari sumber belajar. Maraknya situs sampah akhir-akhir ini membuat proses pencarian menjadi sulit ditemukan maka hindarilah menggunakan kata kunci umum untuk mencari suatu sumber belajar.<br />
■Belajar dan buatlah blog sebagai salah satu catatan untuk menyimpan arsip-arsip dan atau sebagai administrasi dalam menjalankan profesi guru. Pengarsipan administrasi dalam bentuk hardcopy memiliki banyak kelemahan, diantaranya; a) memerlukan tempat yang relatif luas, b) sulit dan lama jika ingin membuka-buka arsip lama, c) Mudah hilang. Jika arsip tersebut disimpan pada media blog maka orang lain juga berkesempatan untuk membaca sebagai bahan kajian mereka ataupun sekedar referensi dan ikut membantu menemukan kekurangannya.<br />
■Bergabunglah di grup, forum atau milis guru sebagai sarana diskusi antar para pendidik. Dengan begitu guru akan mudah untuk menyampaikan masalah, pengalaman dan idenya selama menjalankan profesinya. Dan bahkan mampu membuka wawasan guru tentang dunia pendidikan secara luas ketika terhubung dengan guru-guru lain yang datang dari berbagai latar permasalahan dan pengalaman.<br />
■Buatlah review untuk siswa terhadap suatu situs yang pernah guru kunjungi. Hal ini sangat bermanfaat bagi guru atau pun siswa dalam belajar suatu materi yang mungkin saja hal itu sangatlah sulit untuk disampaikan dikelas dan hanya mampu dijabarkan melalui penelitian siswa sendiri dengan referensi yang kita berikan melalui review situs yang guru berikan.<br />
■Buatlah grup khusus mata pelajaran yang guru ajarkan sebagai sarana diskusi bersama, hal ini untuk memfasilitasi bagi siswa-siswa yang sulit mengungkapkan permasalahnya secara langsung melalui pertanyaan dikelas atau untuk menyelesaikan pertanyaan dan atau masalah yang kemudian ditemukan ketika para siswa belajar diluar kelas.<br />
Jadilah guru yang benar-benar profesional dengan mampu menggunakan berbagai fasilitas yang sudah tersedia seperti halnya internet sebagai sumber belajar sehingga proses transfer ilmu menjadi lebih efektif dan efesien tentunya dengan harapan tujuan mulia pendidikan akan tercapai dengan waktu relatif singkat tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Diterbitkan Harian Umum Pikiran Rakyat pada rubrik Forum Guru, hari Kamis, 9 Desember 2010 (3 Muharam 1432 H) </div><div style="text-align: justify;"></div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-5527097352412459662010-12-29T08:38:00.000-08:002010-12-29T08:38:26.426-08:00Sehalus Kain Sutra Yang Memikat Mata<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWUzntaBHvAgEFAOtQv9uxOjyVnXjBLM9xe8Xq4wu9198JAMJiskcN0plYRsTIykOvbj97WvfwN0inJrLuFlNQSa8j2GQsnKYGyiI12vKnLfn-coed5xERnGZjUBZaRUZeUUGktAuo14kn/s1600/dampak_pergaulan_bebas.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; cssfloat: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="146" n4="true" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWUzntaBHvAgEFAOtQv9uxOjyVnXjBLM9xe8Xq4wu9198JAMJiskcN0plYRsTIykOvbj97WvfwN0inJrLuFlNQSa8j2GQsnKYGyiI12vKnLfn-coed5xERnGZjUBZaRUZeUUGktAuo14kn/s200/dampak_pergaulan_bebas.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya artikel ini tidak akan membahas tentang kain sutra karena siapapun pasti setuju bahwa kain sutra itu lembut, kuat, tahan api dan indah. Sangat jarang orang yang menolak jika diberi kain sutra. Begitupun dalam kehidupan kita, kadang kita tidak sadar bahwa sesuatu yang halus dan indah akan mampu mengalihkan pandangan kita dari tujuan semula. Bagi kita orang Islam haruslah berpandangan bahwa Islam adalah agama yang sempurna dengan berbagai kewajiban yang harus ditegakan didalamnya agar kita menjadi mahluk yang terhormat. Tetapi kadang hal ini perlahan tapi pasti mengalami pergeseran tujuan karena lingkungan dan kebudayaan dalam lingkungan kita secara tidak langsung mengubah cara pandang kita</div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;"> terhadap Islam itu sendiri. Hal yang paling mudah untuk menyerang pola pikir kita tentang hukum-hukum Islam yang sedianya ditegakan adalah budaya hidup atau gaya hidup atau apalah namanya. Kita lebih sering mengambil kebijakan tentang suatu budaya hidup menurut pandangan pribadi kita tanpa berdasar pada hukum Islam dan atau tanpa mampu menjangkau efek samping yang bisa membahayakan kelangsungan kehidupan kita dimasa depan. Contoh paling sederhana adalah budaya berjilbab. Seharusnya dalam kehidupan umat Islam sebenarnya, Jilbab hukumnya wajib untuk dikenakan. Tetapi mata kita sepertinya terbiasa untuk melihat pemandangan para wanita yang tidak menggunakan jilbab lalu lalang dihadapan kita, tanpa merasa malu. Karena budaya wanita dilingkungan kita terbiasa tidak menggunakan jilbab maka kita akan menilai bahwa hal tersebut adalah wajar atau bahkan kita men-syah-kannya. Kata syah disini benar-benar keluar dari otak kita tanpa saringan Islam, karena mungkin kita menilai bahwa tidak berjilbab itu <i>toh</i> tidak merangsang birahi para lelaki. Men-syah-kan para wanita dilingkungan kita tidak berjilbab merupakan satu hal yang sangat halus yang secara tidak sadar telah merubah pola pikir kita tentang Islam. Ya dengan tidak berjilbab mungkin saja tidak memancing birahi kita tetapi sadarkah kita bahwa ini adalah awal pemberontakan diri kita sendiri terhadap Islam. Ini sangat halus sehalus kain sutra...<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Men-syah-kan para wanita tidak menggunakan jilbab sama dengan membuka kunci pintu rumah dan membiarkan orang lain memandang dan menikmati isi rumah kita. Awalnya ini tidaklah menjadi masalah bagi pemilik rumah, </span><i style="font-style: italic;">toh</i><span style="font-style: italic;"> mereka (orang kafir) hanya memandangi dan menikmati isi rumah, mereka (orang kafir) tidaklah menyentuhnya.</span><br />
<br />
Setelah para wanita muslim membuka jilbabnya maka budaya berikutnya akan dihembuskan seperti angin semilir menghilangkan rasa gerah dari terik panas matahari dengan berbagai cara dan media yang hampir atau bahkan tidak kita sadari lagi. Contoh sederhana perubah pola pikir berikutnya misal film. Setiap hari kita disuguhi film-film yang jika kita lihat seperti tidak ada unsur pornografi. Tapi sebenarnya ada budaya berikutnya yang disisipkan pada film tersebut dan jelas tujuannya adalah menyerang pola pikir kita tentang Islam. Sering kita menemukan film-film (ma'af tidak menyebutkan salah satu judul film) yang jika kita lihat sepintas tidak ada satu adegan pun yang menjurus kearah pornografi. Jelas film seperti ini akan lolos sensor, boleh di konsumsi oleh berbagai umur dan lain-lain embel dalam film tersebut. Tapi sadarkah kita ada budaya yang dibentuk untuk merobek pola pikir kita dalam film tersebut, misal budaya kumpul kebo/pergaulan bebas. Kita sering melihat film-film lokal maupun mancanegara yang menampilkan adegan berkumpulnya wanita dan laki-laki dalam satu rumah yang jelas-jelas bukan muhrimnya yang kemudian dikemas sebagai sahabat dalam film tersebut. Film-film ini kemudian menceritakan serangkaian kejadian yang sudah lumrah terjadi dilingkungan kehidupan kita atau mungkin membahas fenomena-fenomena menarik dalam kehidupan lingkungan kita. Tapi apakah film tersebut kemudian menceritakan bahwa persahabatan laki-laki dan perempuan yang tinggal satu rumah dan jelas bukan muhrim itu dilarang? Tidak... Film tersebut jelas tidak akan membahasnya, karena memang sengaja disisipkan suatu budaya baru agar para penikmat film memiliki pola pikir yang sama tentang kumpul kebo/pergaulan bebas tanpa unsur pornografi. Sehingga pada akhirnya kita secara tidak sadarpun akan men-syah-kannya sebagai sesuatu yang wajar dengan dalih "itukan hanya persahabatan, asalkan tidak terjadi adegan porno (hubungan layaknya suami istri) hal tersebut syah-syah saja. Tidak apa-apa wanita dan laki-laki tinggal satu rumah asalkan mereka komitmen bahwa mereka akan menjaga diri untuk tidak berhubungan layaknya suami istri". <i>Nahkan</i> sudah disyahkan lagi tinggal satu rumah antara laki-laki dan perempuan bukan muhrim dalam satu rumah. Ini sangat halus sehalus kain sutra...<br />
Selama ini kita mungkin permisif jika anak, keponakan, adik menonton film-film yang dikemas dalam bentuk kumpul kebo/pergaulan bebas, karena kita berfikir bahwa film tersebut bukanlah film porno (tanpa adegan porno). Film ini tidaklah memberikan efek negatif secara sekaligus dalam kehidupan sekarang ini, tapi akan membekas kuat dalam pola pikir mereka tentang pergaulan bebas dan <i>booooooooom</i> di masa yang akan datang. Mereka (anak-anak kita, adik, keponakan, generasi penerus) akan menganggap bahwa pergaulan bebas itu disyahkan/diperbolehkan oleh masyarakat. Dikemudian hari kita akan terbiasa dengan kalimat "<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Ayo dong zinahi saya...</span>" <span style="font-weight: bold;">Naudzubillahi min dzalik!</span><br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Membiarkan generasi kita dalam kehidupan pergaulan bebas sama dengan membiarkan mereka (orang kafir) masuk kerumah kita setiap saat sambil membawa semua isi rumah tanpa harus minta ijin pemilik rumah. Dan kemudian kita baru menyadari bahwa kita terusir dari rumah kita sendiri...</span><br />
<br />
Mari kita tegakan Islam dimuka bumi ini karena hanya Islam yang akan memberikan kita kesejahteraan untuk seluruh mahluk dibumi ini...</div><div style="text-align: justify;"></div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-41962872701993361422010-12-28T05:40:00.000-08:002010-12-28T05:40:06.177-08:00Bocah rindu padamu Ibu....<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbzV3rXnrX2e5o_dUhvdiJQPNBAxDuJE3f7mnLb1LS_RvMEmcLQGI_VGjr7b34RtHSVdWxqf4R0gOzdt7LmPp8Es4USOR4fEuG2HnuK8B-fdBHZ8FYQ-FFGdfAFEgfAMlqmDMBdtKiRE-8/s1600/CIMG1928.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbzV3rXnrX2e5o_dUhvdiJQPNBAxDuJE3f7mnLb1LS_RvMEmcLQGI_VGjr7b34RtHSVdWxqf4R0gOzdt7LmPp8Es4USOR4fEuG2HnuK8B-fdBHZ8FYQ-FFGdfAFEgfAMlqmDMBdtKiRE-8/s200/CIMG1928.JPG" width="128" /></a></div><div style="text-align: justify;"><div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-decoration: none;"><div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle">Ibu…<br />
Alihkan pandangan matamu… jangan sampai hatimu lara dari pandangan yang tak indah ini, dari episode peran terbaru ku kini, maaf ibu…bukan aku tak butuh belaian dan sebuah perhatian yang selalu melenakanku kala aku masih dalam episode indah dulu…, tapi…cukuplah kau melihat wajahku tersenyum padamu yang tersirat kebahagiaan, agar ketenangan batinmu nyaman. Padahal… aku rindu sekali akan belaian itu, dikala kau memelukku saat aku terjatuh karena asiknya bermain sambil berlari-lari layaknya anak-anak kecil. Terasa nyaman dan aku bangga merasa memiliki kasih sayang yang luas darimu itu Ibu…</div><div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle"><br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5718726106066834349" name="more"></a></div><div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle">Tapi…cukuplah aku membebanimu dari kau mengandungku, melahirkanku, merawatku dan mendidikku. Kini saatnya beban itu ku tanggung sendiri tanpa kau terbebani lagi. Aku hanya ingin melihatmu bahagia ibu…<br />
<a name='more'></a></div><div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle">Ibu…</div><div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle">Aku ingin sekali cerita suka maupun duka padamu, seperti dulu ketika aku remaja, cerita tentang segala kisahnya, kau tersenyum ketika aku cerita disaat pertama aku jatuh cinta, dan memelukku ketika aku cerita tentang berlikunya cinta . Aku bahagia saat itu…seolah hidup itu tanpa beban…karena dirimu hadir mendampingi hidupku.</div><div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle"><br />
</div><br />
<div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle">Kini…bukan saatnya lagi untuk itu, tapi saatnya untuk membahagiakanmu, setelah aku membebanimu dulu. Walau kerinduanku kini tentang masa itu sangat membuncah, hanya ingin menangis dipelukmu dan belaianmu yang tulus. Tidak…aku tak ingin air matamu menitik karena merasakan betapa berlikunya episode hidupku kini. Biarkan likunya hidupku kini…aku hadang sendiri dengan keteguhan yang telah kau ajarkan padaku dulu.</div><div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle">Ibu…</div><div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle">Walau kumenemuimu, aku akan datang dengan senyum yang tersirat bahagia, dan akan kupeluk dengan hangat tanpa air mata, sementara akan aku bendung air mata itu, hanya untukmu Ibu….biarkan tumpah kini air mataku, disaat tulisan ini tertoreh.</div><div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoNoteLevel1CxSpMiddle">Ibu…</div><div class="MsoNoteLevel1CxSpLast">Doaku untukmu…selalu menyertaimu, aku rindu….</div></div></div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-88377982184294328652010-12-28T05:01:00.000-08:002010-12-28T05:01:15.082-08:00Cinta Ibu Adalah Gratis<div style="text-align: justify;">Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur Ia menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek. Ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya:</div><ul style="text-align: justify;"><li>Untuk memotong rumput Rp.10.000,-</li>
<li>Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp.10.000,-</li>
<li>Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp. 5000,-</li>
<li>Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp.5000,-</li>
<li>Untuk membuang sampah Rp.10.000,-</li>
<li>Untuk nilai yang bagus Rp.20.000,-</li>
<li>Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp.5.000,-</li>
<li>Jadi jumlah utang ibu adalah Rp.65.000,-<a name='more'></a></li>
</ul><div style="text-align: justify;">Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap, berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya dan inilah yang ia tuliskan:</div><ul style="text-align: justify;"><li>Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis</li>
<li>Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis</li>
<li>Mengobati kamu dan mendoakan kamu, gratis</li>
<li>Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis</li>
<li>Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis</li>
<li>Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis</li>
<li>Anakku... dan kalau kamu menjumlahkan semuanya,</li>
<li>Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah <span style="font-weight: bold;">GRATIS</span></li>
</ul><div style="text-align: justify;">Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, Sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya dan berkata: "Bu, aku sayang sekali sama ibu...".<br />
Kemudian ia mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar: "<span style="font-weight: bold;">LUNAS</span>"</div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-25560799495829268482010-12-27T08:32:00.000-08:002010-12-27T08:33:33.244-08:00Seandainya Ada Bumi Lain<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9PQ5-MmuO2O4ml_sGxLjPUqSF0N-AGQykFfWXHZGF_JdDatzYFUINxy0EjJJSVFlCFwZWBr233Qhw5LC23i6CTo8QUO5NmM2NOw-4v2DekR2TROxYXtICffkPOQeSQUywFCLOyiActz_W/s1600/earth.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9PQ5-MmuO2O4ml_sGxLjPUqSF0N-AGQykFfWXHZGF_JdDatzYFUINxy0EjJJSVFlCFwZWBr233Qhw5LC23i6CTo8QUO5NmM2NOw-4v2DekR2TROxYXtICffkPOQeSQUywFCLOyiActz_W/s200/earth.gif" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Ini adalah sebuah perandaian, seandainya Allah menciptakan planet bumi lain yang keadaanya sama seperti bumi yang kita pijak sekarang dan itu dikhususkan untuk orang-orang Islam. Maka kita orang Islam akan membiarkan mereka orang-orang kafir tinggal dibumi ini, apa yang akan terjadi? Orang-orang kafir dibumi ini akan berebut untuk mengeruk semua kekayaan alam untuk isi perut mereka sendiri, terbentuklah 2 golongan, golongan si kaya kafir dan golongan si miskin kafir yang hidup dalam peraturan yang mereka buat sendiri. Tiap hari kita akan melihat si miskin mati kelaparan karena tidak mendapat jatah makan dari si kaya, tiap hari kita akan melihat penindasan sekelas Romusa atau bahkan lebih parah dari itu, tiap hari kita akan melihat pertumpahan darah mereka </div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;">dalam mempertahankan kekuasaan mereka, tiap hari kita akan melihat si kaya mengeruk kekayaan alam yang semakin gundul tanpa tanaman, tiap hari kita akan tersenyum melihat ulah mereka yang hampir atau bahkan sama dengan hewan, tiap hari mereka berperang untuk mempertahakan wilayah mereka dari penjajahan kelompok lain. Dan hingga suatu hari akan tersisa satu kelompok serakah yang menguasai bumi ini, lalu apakah mereka akan diam? Tidak, mereka akan saling menyingkirkan dan tak segan-segan membunuh teman satu kelompoknya, mereka tidak akan puas hidup dalam satu kelompok yang berisi si kaya saja, karena si miskin sudah mati semua. Segala carapun mereka lakukan untuk membunuh si kaya lainnya hingga suatu hari akan tersisa satu orang kaya serakah berdiri di bumi ini tanpa teman, karena semua temannya telah musnah dalam perebutan kekuasaan dan kekayaan. Satu orang kaya ini akan berjalan kesana kemari mencari teman yang telah musnah, dia berjalan diatas bumi tandus tanpa tanaman dan dipenuhi jurang-jurang curam sisa penggalian kekayaan bumi. Dia kehausan mencari air kesana kemari yang ternyata sudah berubah menjadi padang pasir gersang tanpa setetes air pun. Berharap menemukan makanan untuk mengisi perutnya yang kelaparan, tapi apa yang ia dapat? Ranting-ranting kering, daun-daun kering terbakar, lautan kering, sungai kering, dan tidak ada makhluk hidup lainnya kecuali dirinya sendiri. Dan seandainya Allah memberikan si kaya serakah ini hidup berabad-abad maka dia akan merasakan haus dan lapar setiap detik, sepanjang hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Pasti dia akan merindukan keadaan sebelum hal ini terjadi, merindukan keluarga, merindukan teman, merindukan tetangga, merindukan orang-orang dan mahluk-mahluk lainnya, tapi sayang semua itu sudah terjadi dan tidak bisa kembali...</div><div style="text-align: justify;">Sesaat kemudian dia mati. Sesaat kemudian dia dibangkitkan kembali dan menjadi penghuni neraka bersama teman-teman seperjuangannya waktu mempertahankan kekayaan dan kekuasaan di bumi. Disana dia akan bercerita kepada temannya bahwa dia minta ma'af kepada mereka atas apa yang telah diperbuat dan menceritakan betapa tersiksanya dibumi tanpa teman-teman, tanpa mahluk lain. Dan dia akan berkata ternyata ada kehidupan yang lebih menyakitkan dari bumi yang pernah dihuni, dan ternyata aku salah selama ini, dan ternyata di neraka tidak lebih baik dari di bumi, dan ternyata ada kehidupan lain selain dibumi, seandainya aku mendengarkan dan mengikutimu Muhammad, aku tidak akan dineraka ini dan kekal didalamnya.</div><div style="text-align: justify;">Semua telah dan sedang dirasakan si kaya serakah ini dan kita dibumi lain hidup damai dalam naungan Khilafah Islamiyah, hidup damai sejahtera dalam aturan Allah. Tidak ada pertengkaran, tidak ada perebutan kekuasaan, tidak ada kelaparan, hidup dalam bumi yang subur nan hijau, makanan melimpah ruah...</div><div style="text-align: justify;">Seandainya ada Bumi lain untuk kami orang Islam...</div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-18518208035717198142010-12-26T06:05:00.000-08:002010-12-26T06:05:24.823-08:00Berkenalan dengan Mahluk "Nasionalisme"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3Oxy5mXZ97gB52wivITK5VWJE8z-1A8T_HlV-b9fFpCE7bdtykxlos2aBcAGvqWJkzAcG1tlUwzyluVUMjgTTCtZXckSpNjYygSqGbiMGtcXUM1D1By7IkRM4RKRYYB8RkFNQ1BHZl1Wc/s1600/pemuda.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3Oxy5mXZ97gB52wivITK5VWJE8z-1A8T_HlV-b9fFpCE7bdtykxlos2aBcAGvqWJkzAcG1tlUwzyluVUMjgTTCtZXckSpNjYygSqGbiMGtcXUM1D1By7IkRM4RKRYYB8RkFNQ1BHZl1Wc/s200/pemuda.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Anda orang Indonesia? Atau anda orang Malaysia? Pasti sedikit tahu tentang masalah yang akhir-akhir ini hangat sampai memanas (atau mungkin sekarang sudah gosong) dalam hal perebutan wilayah penghasil minyak oleh kedua negara ini. Masing-masing negara mengklaim bahwa wilayah tersebut adalah milik negara tertentu, mungkin karena isinya minyak maka menjadi perebutan, coba kalau isi wilayah tersebut adalah satu butir pasir sebesar biji sawi mungkin tidak akan masuk peta. Di Indonesia sendiri mendadak rame dibicarakan "<span style="font-style: italic;">Ganyang Malaysia</span>", baik itu dimedia elektronik, internet sampai ke pos ronda, mungkin demikian pula dengan orang Malaysia yang mungkin saja memiliki slogan sendiri semisal "<span style="font-style: italic;">Ulek Indonesia</span>" yang sekarang ramai dibicarakan </div><a name='more'></a>dinegara tersebut. Permasalahan ini muncul kembang kempis berkali-kali di antara kedua negara berseteru ini yang sedianya adalah satu keturunan melayu dan bahkan merupakan negara yang sama-sama penduduknya mayoritas Islam. Kedua negara unjuk gigi dengan persenjataan perang yang mereka miliki untuk membuat gentar lawannya, dari mulai persenjataan sekelas "pisau dapur" sampai dengan persenjataan sekelas "klik bluuum!". Orang Indonesia merasa bangga dengan negaranya "padahal bobrok dan korup" begitu pula orang Malaysia bangga dengan negaranya, lalu apa sebenarnya yang memicu hal ini mencuat berkali-kali? Minyak? Jika minyak yang menjadi permasalahan, pertanyaan berikutnya; <span style="font-weight: bold;">Siapa yang diuntungkan oleh minyak diwilayah tersebut?</span> Jelaslah bukan negara Indonesia ataupun negara Malaysia, yang meraup keuntungan sudah dapat dipastikan adalah <span style="font-weight: bold;">negara-negara pemilik modal</span>. Lalu kenapa kita berseteru sebagai saudara? Ternyata ada pihak ketiga yang menjadikan permasalahan ini bolak-balik dan mondar-mandir di kedua negara, mahluk ini bernama "<span style="font-weight: bold;">Nasionalisme</span>". "<span style="font-style: italic;">Bahwa nasionalisme adalah penemuan bangsa Eropa yang diciptakan untuk mengantisipasi keterasingan yang merajalela dalam masyarakat modern</span>" (Elie Kedourie, 1960).<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Nasionalisme atau ikatan kebangsaan muncul ditengah-tengah masyarakat sebagai (seperti) sebuah alternatif terhadap keadaan yang semakin tidak menentu. Padahal ikatan kebangsaan (nasionalisme) ini justru muncul disaat pola pikir manusia mulai merosot, dan nasionalisme adalah sebuah ikatan yang rendah nilainya.</div>Kenapa ikatan kebangsaan (nasionalisme) <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">rendah nilainya</span>? Mari kita telaah...<br />
<div style="text-align: justify;">Ikatan kebangsaan (nasionalisme) muncul ketika manusia hidup dalam satu wilayah tertentu dan menetap didalamnya. Saat berada diwilayah tersebut naluri manusia berkembang untuk mempertahankan wilayahnya (negerinya atau tempat dimana mereka tinggal dan menggantungkan hidup). Dari sinilah cikal bakal munculnya nasionalisme (ikatan kebangsaan) makanya ikatan jenis ini memiliki nilai rendah. Jika kita bandingkan maka tidak jauh berbeda dengan kehidupan dunia binatang, yang akan mati-matian membela wilayahnya dari ancaman musuh dan ini lebih cenderung memancing sifat emosional dalam mempertahankan ikatannya. Selain itu ikatan kebangsaan bersifat pula kondisional yang akan menjadi kuat ikatan tersebut ketika suasana tidak aman atau ada ancaman musuh, ketika musuh mampu terusir dari wilayah tersebut dan keadaan berangsur-angsur aman, maka lemahlah dan sirnalah kekuatannya. Untuk itulah ikatan kebangsaan (nasionalisme) ini rendah nilainya.<br />
Berdasarkan hal ini, ikatan nasionalisme merupakan ikatan yang rusak (<span style="font-style: italic;">tabi'atnya buruk)</span> karena tiga hal<sup><a href="http://dedehendriono.blogspot.com/2010/09/berkenalan-dengan-mahluk-nasionalisme.html#catatankaki">[1]</a></sup>:</div><ol style="text-align: justify;"><li>Karena mutu ikatannya rendah, sehingga tidak mampu mengikat antara manusia satu dengan yang lainnya untuk menuju kebangkitan dan kemajuan.</li>
<li>Karena ikatannya bersifat emosional, yang selalu didasarkan pada perasaan yang muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, yaitu untuk membela diri. Disamping itu ikatan yang bersifat emosional sangat berpeluang untuk berubah-ubah, sehingga tidak bisa dijadikan ikatan yang langgeng antara manusia satu dengan yang lainnya.</li>
<li>Karena ikatannya bersifat temporal, yaitu muncul saat membela diri karena datangnya ancaman. Sedangkan dalam keadaan stabil, yaitu keadaan normal, ikatan ini tidak muncul. Dengan demikian, tidak bisa dijadikan pengikat antar sesama manusia.</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Sebenarnya masih banyak jenis-jenis ikatan rusak yang lainnya, misal; ikatan kesukuan, ikatan kemaslahatan, ikatan kerohanian yang semuanya itu tidak memiliki suatu peraturan. Seluruh ikatan tadi adalah jenis ikatan rusak yang tidak bisa dijadikan pengikat antar manusia dalam kehidupannya. <span style="font-style: italic;">Lalu apa ikatan yang benar...?</span><br />
Ikatan yang benar untuk mengikat antar manusia agar mampu meraih kebangkitan dan kemajuan dalam kehidupan adalah <span style="font-weight: bold;">ikatan aqidah aqliyah </span>(<span style="font-style: italic;">aqidah yang sampai melalui proses berfikir</span>) yang melahirkan peraturan hidup menyeluruh. Ini yang disebut dengan <span style="font-weight: bold;">ikatan ideologis</span> (<span style="font-style: italic;">ikatan yang berdasarkan pada suatu mabda/ideologi</span>). Apa ideologi? Ideologi seperti apa yang benar? (bersambung...)</div><br />
<div style="text-align: justify;"><a href="" name="catatankaki">[1]</a> Taqiyuddin an Nabhani, <span style="font-style: italic;">Peraturan Hidup dalam Islam (Nizham al-Islam)</span>, Halaman 34-35. Dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir.<br />
[2] <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme" target="_blank" title="Nasionalisme">Wikipedia, <span style="font-style: italic;">Nasionalisme</span></a>, diakses hari sabtu, 18 September 2010</div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-60926759739930535232010-12-25T10:44:00.000-08:002010-12-25T10:44:34.127-08:00Generasi Alienasi (Yang Terasing)<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiaGreHtlearTB4VAU9P_BWsZ5jVVaNtP7diABtBBMh71n5dX0MJT5oBVIfEyIZ36AjX_RtrG6n0QosjZWCrWXHa4IZdeGoeJxYcgk4c75Lm3U2bZo7trY_hL9PMrL02__lcHM_Fv_pWuj/s1600/narkoba_akibat_alienasi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="142" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiaGreHtlearTB4VAU9P_BWsZ5jVVaNtP7diABtBBMh71n5dX0MJT5oBVIfEyIZ36AjX_RtrG6n0QosjZWCrWXHa4IZdeGoeJxYcgk4c75Lm3U2bZo7trY_hL9PMrL02__lcHM_Fv_pWuj/s200/narkoba_akibat_alienasi.jpg" width="200" /></a></div>Sering kita menemukan atau bahkan kita sendiri pernah merasakan terasing baik dikeluarga maupun dilingkungan sosial. Perasaan terasing ini lebih dikenal dengan istilah Alienated atau Alienasi. Alienated atau alienasi menggambarkan perasaan terasing, kesenjangan, dan putus hubungan antara manusia dengan lingkungan sosialnya. Keniston dalam tulisannya berjudul "Alienated Youth" menyebutkan bahwa gejala alienasi diantaranya; rasa curiga (distrust), pesimisme, kebencian dan kemarahan (resentment), kecemasan, egosentrisme, perasaan sebagai orang yang diluar lingkungan (the sense of being an outsider), penolakan terhadap nilai-nilai yang konvensional, dan perasaan tersisihkan (feeling of distance from others).<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;">Alienasi dapat hinggap dalam kehidupan siapapun yang hal itu bisa lahir dari berbagai hal dalam kehidupan manusia. Gejala tersebut terjadi akibat dari cara pandang yang dualistik-atomisitik-mekanisitik-materialistik[1].</div><div style="text-align: justify;">Akibat alienasi tersebut generasi muda dapat memberikan reaksi[2] yang bermacam-macam diantaranya:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Ketidakpatuhan terhadap aturan sosial (violation and disobidience), dan muncul dalam bentuk perilaku kriminal, delinkuen, sosiopati (anti sosial).</div><div style="text-align: justify;">2. Salah penyesuaian (maldaption) dan pengisolasian diri (withdrawal) yang muncul dalam bentuk penarikan diri dari pergaulan (isolasi), neurosis, skhisofrenia, adiksi (ketergantungan obat, narkotik, alkohol, dan sebagainya).</div><div style="text-align: justify;">3. Penolakannya terhadap nilai-nilai budaya yang berlaku, yang dapat tampil dalam bentuk kreatif (artistic creativity) yang mencerminkan alienasi.</div><div style="text-align: justify;">4. Pemberotakan ideologis maupun politis yang dapat tampil dalam bentuk radikalisme dan fundamentalisme radikal, agitasi, civil disobedience (menolak mematuhi aturan pemerintah), terorisme, atau menciptakan ideologi (aliran dan mazhab) baru.</div><div style="text-align: justify;">5. Acting Out, yang dapat berupa perilaku seksual yang menyimpang, homoseksualitas (sebagai unjuk rasa penolakan terhadap nilai-nilai konvensional tentang seks), dan penghancuran diri (termasuk bunuh diri). Melarikan diri ke narkotika dan alkohol dapat pula merupakan manifestasi dari keinginan untuk menghancurkan diri sendiri ataupun penolakan terhadap nilai-nilai konvensional.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gejala alienasi tidak saja terjadi pada perseorangan tetapi dapat juga menggejala pada masyarakat secara menyeluruh pada suatu daerah atau negara dari berbagai gejolak yang terjadi pada masyarakat seperti di tulis Center for Moderate Muslim Indonesia; "Masyarakat modern telah teralienasi lantaran menjual dirinya di pasar, dan kehilangan martabat yang mencirikan kemanusiaannya. Alienasi tersebut telah menghilangkan keunikan manusia sebagai khalifah Allah. Karakter masyarakat modern didominasi oleh orientasi pasar, dimana keberhasilan seseorang bergantung pada sejauh mana nilai jualnya di pasar. Karena manusia modern mengalami dirinya sebagai penjual sekaligus sebagai komoditi untuk dijual di pasar, maka penghargaan dirinya bergantung pada kondisi di luar kontrolnya. Seandainya dia berhasil, maka dia bernilai di mata masyarakat, dan sebaliknya seandainya gagal, maka dia tidak bernilai."[3]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Alienasi merupakan hasil dari eksploitasi Kapitalisme-liberal[4] yang merupakan konsep Marx tertulis dalam karyanya Das Kapital dan karya-karyanya yang lain. Maka dari itu untuk keluar dan mengatasi gejala-gejala alienasi tidak ada jalan lain kecuali kembali kepada sistem yang di ridlhoi Allah SWT yaitu syariah. Selamatkan generasi Indonesia dengan Syariah...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Referensi:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Dian, Menuju Pandangan-Dunia Holisitik: Sebuah Pengantar Singkat</div><div style="text-align: justify;">2. Dr. Kartono Muhamad, Seminar Tentang Remaja, diterbitkan pada ajalah Bulanan Nasehat Perkawinan dan Keluarga No. 246/Th. XX/Desember 1992.</div><div style="text-align: justify;">3. Alienasi dan Peradaban Modern</div><div style="text-align: justify;">4. Wikipedia : Alienasi</div><div style="text-align: justify;">5. Gambar diambil dari widayat.student.umm.ac.id</div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-20377183934757553732010-07-10T13:01:00.000-07:002010-07-10T13:01:28.071-07:00Pendekatan Dalam Mengatasi Masalah Keluarga<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYvJWGE1PogZ5iDoauiEnsvSUJ7Ak-T3nlnnmVqWgyZGn5tCMrsu7bavdqgS81H0wQ_Aoj4jQmoy2pOjtLwZ3WW2vU4CG4q6bLW5cOLgoTyFG5jccBnBoDR6L04JfoC71XflLQTuACXcbl/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYvJWGE1PogZ5iDoauiEnsvSUJ7Ak-T3nlnnmVqWgyZGn5tCMrsu7bavdqgS81H0wQ_Aoj4jQmoy2pOjtLwZ3WW2vU4CG4q6bLW5cOLgoTyFG5jccBnBoDR6L04JfoC71XflLQTuACXcbl/s320/images.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Disharmoni keluarga merupakan hal yang ditakuti oleh suatu keluarga. Banyaknya permasalahan dalam keluarga berpotensi menimbulkan disharmoni keluarga. Dalam usaha mengatasi masalah keluarga (<span style="font-style: italic;">disharmoni</span>), beberapa pendekatan dapat digunakan secara terpisah atau terpadu dan juga secara multidisipliner.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">1. Pendekatan Psikodinamik</span><br />
Pendekatan ini berusaha memahami apa yang terjadi dan mengapa sampai timbul atau terjadi keadaan seperti itu. Memahami latar belakang terjadinya sesuatu permasalahan dapat dipergunakan untuk menentukan langkah-langkah untuk memperbaiki, membina dan mengarahkan, agar terjadi perubahan sesuai dengan yang diharapkan.<br />
Pendekatan ini akan memberi jawaban mengenai "<span style="font-style: italic;">apa</span>", "<span style="font-style: italic;">mengapa</span>", "<span style="font-style: italic;">bagaimana</span>" terjadinya suatu masalah, (misalnya mengenai disharmoni dalam keluarga) dan "<span style="font-style: italic;">dengan cara apa</span>" dapat diatasi.</div><a name='more'></a><br />
<span style="font-weight: bold;">2. Pendekatan Behavioristik</span><br />
Suatu pendekatan yang menitik beratkan pada usaha mengatasi gejala (tingkah laku/psikis) yang ada, yang terlihat, tanpa perlu memperhitungkan proses terjadinya atau "<span style="font-style: italic;">mengapanya</span>" tetapi secara langsung untuk mengatasi gejala tersebut. Dalam hal ini perlu dikaitkan dengan prinsip-prinsip dalam dunia pendidikan atau proses belajar dan perubahan-perubahannya yang diharapkan terjadi. Suatu gejala dianggap sebagai sesuatu produk dari proses belajar sebelumnya yang mempengaruhi. Karena itu proses ini bisa dipengaruhi oleh sesuatu proses belajar yang lain atau sesuatu yang baru untuk mengatasi atau mengubah gejala tingkah laku, sesuai dengan yang diharapkan.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">3. Pendekatan Gestalt</span><br />
Pendekatan yang menitikberatkan pada keseluruhan, pada kepribadian sebagai totalitas yang melebihi jumlah aspek-aspeknya. Meskipun masalahnya terdapat pada sesuatu aspek atau beberapa aspek kepribadian saja, namun tidak bisa dilihat, hanya pada satu aspek tertentu saja. Melainkan harus dilakukan terhadap pribadi sebagai kesatuan atau keseluruhan.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">4. Pendekatan Konseling</span><br />
Melalui hubungan atau percakapan yang terus menerus, seseorang bisa diarahkan unutk berfikir atau bertingkahlaku sesuai dengan yang diharapkan. Berbagai proses peniruan (<span style="font-style: italic;">imitasi</span>), sugesti, suportif bahkan pelegaan melalui pengungkapan dari keadaan perasaan seseorang (<span style="font-style: italic;">catharsis</span>).<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">5. Pendekatan melalui agama</span><br />
Iman dan kepercayaan yang kuat merupakan sumber kekuatan untuk mengatasi atau menghadapi hal-hal yang tidak baik. Agama juga menjadi dasar dan patokan dari semua tingkahlaku agar orang tidak kacau, ragu-ragu dan mudah terpengaruh oleh rangsangan-rangsangan negatif yang datang dari luar.<br />
<br />
Demikian beberapa pendekatan yang dapat kita lakukan dalam mengatasi masalah-masalah disharmoni keluarga. Hal ini hanyalah pendekatan saja, masalah keluarga hanya andalah yang sangat mengetahui harus dengan pendekatan apa untuk bisa menyelesaikannya. Yang terpenting adalah niat kita untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas keluarga.<br />
<br />
"<span style="font-style: italic;">Jika kita tak dapat bergaul baik dengan orang-orang, maka paling dulu janganlah mencari kesalahannya pada orang lain, tetapi carilah pada diri anda sendiri</span>."<br />
"<span style="font-style: italic;">Segala iri hati atau kedengkian, pada dasarnya adalah suatu pengajuan rasa rencah diri terhadap orang yang diirikan.</span>"<br />
(Brown W.J.)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Daftar Pustaka</span><br />
...., 1989, Nasehat Perkawinan dan Keluarga, Majalah Bulanan No, 210 Tahun XVIIAndri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-41730270445866983992010-07-10T12:56:00.000-07:002010-07-10T12:56:22.445-07:00Pentingnya Guru Menguasai Teknologi Informasi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVLVMKUaPJ3kGonP0JqqzvJAk0bxVNe2zIjm3kd2k42ZHUcHqofUKZiMMYF_H4gTsHxCAKzMOx8n85km8YFplMZEVBrZWlQSbLY5M71gOb8GvMeprrdSsXN5i-y7StQNt0ZNowEljzsCBm/s1600/palapa-c_93-09007_300x3751.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVLVMKUaPJ3kGonP0JqqzvJAk0bxVNe2zIjm3kd2k42ZHUcHqofUKZiMMYF_H4gTsHxCAKzMOx8n85km8YFplMZEVBrZWlQSbLY5M71gOb8GvMeprrdSsXN5i-y7StQNt0ZNowEljzsCBm/s320/palapa-c_93-09007_300x3751.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Perkembangan teknologi dewasa ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, hal ini adalah hal yang mau tidak mau harus diikuti, jika perlu harus di akselerasi lebih cepat lagi agar generasi kita tidak menjadi generasi <span style="font-style: italic;">plagiator</span> atau generasi k<span style="font-style: italic;">onsumtif</span>. Kita harus melepaskan diri sebagai objek/target negara-negara yang lebih dulu menguasai teknologi. Perkembangan teknologi yang ada disekitar kita merupakan senjata bagi negara lain untuk menyerang generasi kita agar lumpuh dan tumpul dalam berbagai aspek, sehingga kita dapat dipastikan menjadi negara bulan-bulanan target kemajuan teknologi tanpa mampu mengimbangi, jangankan menciptakan, mengimbangi atau mengikuti saja sudah tidak mampu. Perkembangan teknologi yang diterima generasi saat ini mampu menciptakan ledakan informasi yang sangat hebat. Jika kita tengok ke kebelakang sekitar tahun 80-an, kecepatan </div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">pertumbuhan pengetahuan berjalan 13% persen per tahun, hal ini berarti bahwa pengetahuan yang akan berkembang menjadi 2 kali lipat hanya dalam jangka waktu 5,5 tahun. Ini berakibat pengetahuan dalam bidang tertentu menjadi "kadaluarsa" hanya dalam waktu kurang lebih 2,5 tahun. (Dikutip dari <span style="font-style: italic;">Miguel Ma.Vareka, Education for Tomorrow, APEID, Unesco PROAP, Bangkok, 1990, oleh Santoso S. Hamidjojo</span>).<br />
Akselerasi teknologi juga berlaku didunia pendidikan. Kita bisa memperhatikan teknik-teknik inovasi pembelajaran yang ada di dunia pendidikan Indonesia dewasa ini, hal ini merupakan salah satu geliat pertumbuhan pengetahuan yang terjadi di dunia pendidikan. Guru dituntut untuk menjadi terdepan dalam penguasaan teknologi sebagai salah wujud akselerasi pengetahuan yang mutlak harus di transfer kepada generasi penerus. Hal ini untuk menghindari terjadi gap yang telalu lebar antara penguasaan pengetahun guru dengan penguasaan pengetahuan anak didiknya. Guru yang pada awalnya sebagai sumber, sekarang bergeser essensi-nya menjadi seorang fasilitator yang harus mampu menjembatani antara perkembangan pengetahuan dan teknologi dengan anak didiknya. Hal ini harus memicu para guru agar mau dan mampu berkompetisi dalam alur perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus maju. Jika perlu, guru dipaksa belajar dan terus belajar agar mereka tidak tertinggal dari ilmu pengetahuan dan informasi yang berkembang pada lingkungan anak didiknya. Sungguh hal yang tidak lucu jika ternyata ada anak didik yang menjadi malas belajar karena pengetahuan dan teknologi yang dikuasai gurunya di nilai telah kadaluarsa oleh anak didiknya atau orang tua anak didik. Hal ini bukan hanya mengganggu proses belajar mengajar dikelas tapi menunjukan kemunduran dalam perkembangan pendidikan yang ada dilingkungan tersebut, dimana ternyata lingkungan masyarakat lebih maju dari pada lingkungan pendidikan dalam hal pengetahuan teknologi dan informasi.<br />
Hal yang urgen untuk dilakukan mulai sekarang adalah meningkatkan kualitas guru, pendidik dan tenaga kependidikan untuk bisa mengimbangi perkembangan teknologi dan informasi, agar tujuan mulia pendidikan dapat tercapai dalam waktu yang cukup singkat. Kenapa harus menunggu hari esok jika ternyata apa yang ada dalam lingkungan disekitar sudah tersedia? Tersedia disini bukan dalam arti lengkap atau mencukupi kebutuhan pembelajaran, tapi menunjuk kearah pemanfaatan secara maksimal segala <span style="font-style: italic;">resource</span> yang sebenarnya sudah tersedia walaupun mungkin belum kita sadari sepenuhnya.<br />
Dibawah ini mungkin secuil kendala baik oleh guru atau siapapun yang terlibat dalam mengelola pendidikan:</div><ul style="text-align: justify;"><li><span style="font-weight: bold;">Waktu</span>, orang yang terlibat dalam dunia pendidikan seakan selalu mengkambing hitamkan waktu yang katanya sangat sedikit untuk dapat mentransfer ilmu sebaik mungkin. Padahal waktu itu tersedia banyak untuk melakukan berbagi inovasi pendidikan dan pembelajaran. </li>
<li><span style="font-weight: bold;">Media pembelajaran</span>, hal ini juga yang selalu menjadi alasan seorang guru untuk melakukan transfer ilmu dengan baik. Padahal jika kita telisik banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mentransfer ilmu kepada anak didik tanpa harus selalu menggunakan media pembelajaran yang seharusnya. Pertanyaan kecil, kenapa orang dulu mampu menerima dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari bangku sekolah dengan baik? Pemanfaatan yang tidak maksimal berbagai <span style="font-style: italic;">resource </span>yang tersedia adalah salah satu bentuk kurangnya kompetensi guru dalam meramu suatu metode pembelajaran yang baik.</li>
<li><span style="font-weight: bold;">Kebijakan</span>, hal ini yang kemudian muncul menghiasi nuansa pendidikan Indonesia, lembaga yang berkewenangan mengelola pendidikan justru terlena dalam berbagai argumen-argumen berbau kebijakan sepihak. Seakan mereka ingin menunjukan wajah pendidikan Indonesia dengan kebijakan yang dibuat sebagai suatu patokan utama yang tidak boleh dilanggar oleh siapapun, dan mereka ingin menunjukan bahwa ini adalah kebijakan yang bisa mengeluarkan Indonesia dari krisis pendidikan yang berkepanjangan. Tapi sayang, kemudian kebijakan itu membelit para pelaksana pendidikan yang ada dilapangan, sehingga ide-ide <span style="font-style: italic;">brilian</span> yang harusnya menjadi pemicu inovasi pendidikan menjadi mandek. Kepentingan-kepentingan yang datang dari sumber yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan justru menjadi hal yang harus dibuat kebijakan oleh lembaga-lembaga yang berwenang dalam mengeluarkan kebijakan. Pendidikan dalam arti sebenarnya tersisihkan oleh kepentingan tersebut, bukannya berkembang tapi justru pendidikan Indonesia dikebiri tanpa daya.</li>
</ul>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-79875337140015969962010-07-06T21:09:00.000-07:002010-07-06T21:09:58.401-07:00Bangunlah Pendidikan Indonesia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6LLdLwXAYdvCfBZCvan8l0c3kaNDe3xslY1RaXhHnd255KOimvtQ33fIOtXgxJHltQPNv6-d_vwkItI7OeLBfW7Zjxqfl-1mlvzsdS0-I3pfjoHtKepfZB6kMo7wdAyuONgS0sv2K9Fp-/s1600/logo_tutwurihandayani.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6LLdLwXAYdvCfBZCvan8l0c3kaNDe3xslY1RaXhHnd255KOimvtQ33fIOtXgxJHltQPNv6-d_vwkItI7OeLBfW7Zjxqfl-1mlvzsdS0-I3pfjoHtKepfZB6kMo7wdAyuONgS0sv2K9Fp-/s320/logo_tutwurihandayani.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Perkembangan teknologi dewasa ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, hal ini adalah hal yang mau tidak mau harus diikuti, jika perlu harus di akselerasi lebih cepat lagi agar generasi kita tidak menjadi generasi <span style="font-style: italic;">plagiator</span> atau generasi k<span style="font-style: italic;">onsumtif</span>. Kita harus melepaskan diri sebagai objek/target negara-negara yang lebih dulu menguasai teknologi. Perkembangan teknologi yang ada disekitar kita merupakan senjata bagi negara lain untuk menyerang generasi kita agar lumpuh dan tumpul dalam berbagai aspek, sehingga kita dapat dipastikan menjadi negara bulan-bulanan target kemajuan teknologi tanpa mampu mengimbangi, jangankan menciptakan, mengimbangi atau mengikuti saja sudah tidak mampu. Perkembangan teknologi yang diterima generasi saat ini mampu menciptakan ledakan informasi yang sangat hebat. Jika kita tengok ke kebelakang sekitar tahun 80-an, kecepatan pertumbuhan pengetahuan berjalan 13% persen per tahun, hal ini berarti bahwa pengetahuan yang akan berkembang menjadi 2 kali lipat hanya dalam jangka waktu 5,5 tahun. Ini berakibat pengetahuan dalam bidang tertentu menjadi "kadaluarsa" hanya dalam waktu kurang lebih 2,5 tahun. (Dikutip dari <span style="font-style: italic;">Miguel Ma.Vareka, Education for Tomorrow, APEID, Unesco PROAP, Bangkok, 1990, oleh Santoso S. Hamidjojo</span>).<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">Akselerasi teknologi juga berlaku didunia pendidikan. Kita bisa memperhatikan teknik-teknik inovasi pembelajaran yang ada di dunia pendidikan Indonesia dewasa ini, hal ini merupakan salah satu geliat pertumbuhan pengetahuan yang terjadi di dunia pendidikan. Guru dituntut untuk menjadi terdepan dalam penguasaan teknologi sebagai salah wujud akselerasi pengetahuan yang mutlak harus di transfer kepada generasi penerus. Hal ini untuk menghindari terjadi gap yang telalu lebar antara penguasaan pengetahun guru dengan penguasaan pengetahuan anak didiknya. Guru yang pada awalnya sebagai sumber, sekarang bergeser essensi-nya menjadi seorang fasilitator yang harus mampu menjembatani antara perkembangan pengetahuan dan teknologi dengan anak didiknya. Hal ini harus memicu para guru agar mau dan mampu berkompetisi dalam alur perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus maju. Jika perlu, guru dipaksa belajar dan terus belajar agar mereka tidak tertinggal dari ilmu pengetahuan dan informasi yang berkembang pada lingkungan anak didiknya. Sungguh hal yang tidak lucu jika ternyata ada anak didik yang menjadi malas belajar karena pengetahuan dan teknologi yang dikuasai gurunya di nilai telah kadaluarsa oleh anak didiknya atau orang tua anak didik. Hal ini bukan hanya mengganggu proses belajar mengajar dikelas tapi menunjukan kemunduran dalam perkembangan pendidikan yang ada dilingkungan tersebut, dimana ternyata lingkungan masyarakat lebih maju dari pada lingkungan pendidikan dalam hal pengetahuan teknologi dan informasi.</div><div style="text-align: justify;">Hal yang urgen untuk dilakukan mulai sekarang adalah meningkatkan kualitas guru, pendidik dan tenaga kependidikan untuk bisa mengimbangi perkembangan teknologi dan informasi, agar tujuan mulia pendidikan dapat tercapai dalam waktu yang cukup singkat. Kenapa harus menunggu hari esok jika ternyata apa yang ada dalam lingkungan disekitar sudah tersedia? Tersedia disini bukan dalam arti lengkap atau mencukupi kebutuhan pembelajaran, tapi menunjuk kearah pemanfaatan secara maksimal segala <span style="font-style: italic;">resource</span> yang sebenarnya sudah tersedia walaupun mungkin belum kita sadari sepenuhnya.</div><div style="text-align: justify;">Dibawah ini mungkin secuil kendala baik oleh guru atau siapapun yang terlibat dalam mengelola pendidikan:</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Waktu</span>, orang yang terlibat dalam dunia pendidikan seakan selalu mengkambing hitamkan waktu yang katanya sangat sedikit untuk dapat mentransfer ilmu sebaik mungkin. Padahal waktu itu tersedia banyak untuk melakukan berbagi inovasi pendidikan dan pembelajaran. <span style="font-weight: bold;">Media pembelajaran</span>, hal ini juga yang selalu menjadi alasan seorang guru untuk melakukan transfer ilmu dengan baik. Padahal jika kita telisik banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mentransfer ilmu kepada anak didik tanpa harus selalu menggunakan media pembelajaran yang seharusnya. Pertanyaan kecil, kenapa orang dulu mampu menerima dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari bangku sekolah dengan baik? Pemanfaatan yang tidak maksimal berbagai <span style="font-style: italic;">resource </span>yang tersedia adalah salah satu bentuk kurangnya kompetensi guru dalam meramu suatu metode pembelajaran yang baik.<span style="font-weight: bold;">Kebijakan</span>, hal ini yang kemudian muncul menghiasi nuansa pendidikan Indonesia, lembaga yang berkewenangan mengelola pendidikan justru terlena dalam berbagai argumen-argumen berbau kebijakan sepihak. Seakan mereka ingin menunjukan wajah pendidikan Indonesia dengan kebijakan yang dibuat sebagai suatu patokan utama yang tidak boleh dilanggar oleh siapapun, dan mereka ingin menunjukan bahwa ini adalah kebijakan yang bisa mengeluarkan Indonesia dari krisis pendidikan yang berkepanjangan. Tapi sayang, kemudian kebijakan itu membelit para pelaksana pendidikan yang ada dilapangan, sehingga ide-ide <span style="font-style: italic;">brilian</span> yang harusnya menjadi pemicu inovasi pendidikan menjadi mandek. Kepentingan-kepentingan yang datang dari sumber yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan justru menjadi hal yang harus dibuat kebijakan oleh lembaga-lembaga yang berwenang dalam mengeluarkan kebijakan. Pendidikan dalam arti sebenarnya tersisihkan oleh kepentingan tersebut, bukannya berkembang tapi justru pendidikan Indonesia dikebiri tanpa daya.Dan... Masih banyak lagi... Telaah dan tunggu artikel berikutnya...</div></div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-4821157157089237382010-07-05T08:54:00.000-07:002010-07-06T08:24:56.479-07:00Pengertian dan Istilah Kurikulum Pendidikan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqeBytQclqlZDKqQGcdUezasbMwR7b1cuZAKr9NLmI9OLKHgcgLbQBGo46eIiOvATG8kWe2e8Btm4gAr2kPt9kuuPg8W5P1BsOZXcciTVryEEeQWY3O-O2m4dEDkP1mNh7uiNd7pa-MPSQ/s1600/curriculum.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqeBytQclqlZDKqQGcdUezasbMwR7b1cuZAKr9NLmI9OLKHgcgLbQBGo46eIiOvATG8kWe2e8Btm4gAr2kPt9kuuPg8W5P1BsOZXcciTVryEEeQWY3O-O2m4dEDkP1mNh7uiNd7pa-MPSQ/s200/curriculum.jpg" width="191" /></a></div><div style="text-align: justify;">Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.<br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-weight: bold;">Pengertian</span><br />
Secara etimologi, kurikulum (<span style="font-style: italic;">curriculum</span>) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya "pelari" dan curere yang berarti "tempat berpacu". Itu berarti istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish, kemudian di gunakan oleh dunia pendidikan.<br />
Secara terminologi, istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat dipertanggung jawabkan.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Seiring perkembangan jaman pengertian kurikulum juga terus mengalami pergeseran makna, tugas mendidik yang harusnya diemban bersama-sama antara keluarga dan sekolah menjadi tidak berimbang, hal ini menjadikan masyarakat lebih mempercayakan masalah pendidikan anak kepada sekolah. Padahal waktu yang dimiliki anak lebih banyak dilingkungan keluarga daripada disekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat diikuti peledakan informasi dan peledakan penduduk membuat beban sekolah semakin berat dan kompleks akhir-akhir ini. Hal ini juga yang menyebabkan masyarakat lebih banyak menuntut ke sekolah berupa nilai-nilai dan kemampuan anak yang harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.</div><div style="text-align: justify;">Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan belajar siswa saja tetapi segala hal yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Istilah-istilah dalam Kurikulum</span></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya banyak pendapat dan pengertian kurikulum yang dikemukakan para ahli pendidikan pada berbagai literatur, namun intinya sebagaimana diungkapkan diatas. Selain pengertian kurikulum, ada beberapa istilah-istilah dalam kurikulum yang sering kita dengar (terutama guru) dalam lingkungan kita sehari-hari, diantaranya:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">1. Ideal Curriculum</span></div><div style="text-align: justify;">Ideal Curriculum atau kurikulum ideal adalah kurikulum yang berisi sesuatu yang baik, yang diharapkan atau dicita-citakan sebagaimana dimuat dalam buku kurikulum.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">2. Real Curriculum</span></div><div style="text-align: justify;">Real Curriculum, Actual Curriculum atau kurikulum aktual adalah apa yang terlaksana dalam proses belajar mengajar atau yang menjadi kenyataan dalam kurikulum yang direncanakan atau terprogram dalam pendidikan. Kurikulum Aktual sebaiknya sama dengan kurikulum ideal, atau setidak-tidaknya mendekati kurikulum ideal walaupun tidak mungkin atau tidak pernah sama dalam kenyataannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">3. Hidden Curriculum</span></div><div style="text-align: justify;">Hidden Curriculum atau kurikulum tersembunyi adalah kurikulum yang terjadi dari segala sesuatu yang mempengaruhi ketika sedang mempelajari sesuatu. Pengaruh ini mungkin dari pribadi guru, dari anak didik itu sendiri, dari karyawan sekolah, atau hal-hal lain yang berada dilingkungan sekolah. Kurikulum tersembunyi muncul ketika sedang berlangsungnya kurikulum ideal atau kurikulum aktual. Kurikulum tersembunyi ini sangatlah kompleks, sulit diketahui dan dinilai.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">4. Kurikulum dan Pengajaran</span></div><div style="text-align: justify;">Kurikulum dan pengajaran adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perbedaannya hanya terdapat pada tingkatannya. Kurikulum lebih menunjukan pada suatu program yang bersifat umum, untuk jangka lama, dan tak tercapai dalam waktu seketika. Sedangkan pengajaran bersifat realistis atau aktual, sifatnya khusus dan tercapai pada saat itu juga. Atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa pengajaran adalah pelaksanaan dari suatu kurikulum secara bertahap dalam proses belajar mengajar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Daftar Pustaka</span></div><div style="text-align: justify;">A. Tabrani Rusyan, Drs. 1992. Strategi Penerapan Kurikulum Di Sekolah. CV. Bina Mulia : Jakarta</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber :<a href="http://dedehendriono.blogspot.com/"> http://dedehendriono.blogspot.com</a> </div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-998428523842533822010-07-05T05:52:00.000-07:002010-07-05T05:54:10.150-07:00Faktor Yang Mempengaruhi Situasi Kelas<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQyF6koz54bIbLNWABuYHRq4hIyZodVS5jby4fp8T9xQBdOYY1UOLiJofrHMwsqlrjujEPCxrPIs1kV6rTQ_Dj7wHqCfotZvKDr96lMHL0pShjrq3whekRWV-XvY17nNEjnOWxxoZ7Qhcc/s1600/Recoverd_jpg_file(697).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQyF6koz54bIbLNWABuYHRq4hIyZodVS5jby4fp8T9xQBdOYY1UOLiJofrHMwsqlrjujEPCxrPIs1kV6rTQ_Dj7wHqCfotZvKDr96lMHL0pShjrq3whekRWV-XvY17nNEjnOWxxoZ7Qhcc/s320/Recoverd_jpg_file(697).jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Menjadi seorang guru merupakan pekerjaan paling mulia tetapi menjadi pekerjaan yang membahayakan pula bagi kelangsungan generasi berikutnya di masa yang akan datang. Guru menjadi salah satu dari sekian bagian yang mempengaruhi keberhasilan suatu generasi pada suatu bangsa. Makanya menjadi guru tidaklah cukup dengan hanya mengajar (menyampaikan) materi saja tetapi lebih kompleks lagi. Dari begitu banyak hal yang mempengaruhi berhasil dan tidaknya menciptakan generasi penerus adalah kemampuan memahami faktor yang mempengaruhi situasi kelas. Karena guru jelas harus mampu menguasai kelasnya agar kegiatan transfer ilmu berjalan kondusif, lancar dan sesuai dengan tujuan mulia pendidikan.</div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">Dibawah ini berbagai faktor yang mempengaruhi situasi kelas, diantaranya:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">1. Tingkat penguasaan materi oleh siswa di dalam kelas</span></div><div style="text-align: justify;">Materi yang telah dikuasai oleh siswa, baik itu diperoleh dari di waktu sebelumnya, dari guru lain atau dari berbagai media yang pernah dibaca oleh siswa tanpa disadari memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan materi. Hal ini sebaiknya disesuaikan dengan materi selanjutnya atau ditingkatkan keleluasaan dan kedalaman materinya. Guru bisa saja melakukan pre test untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang aka diajarkan. Hal ini penting agar susunan materi yang diajarkan menjadi sempurna dan tidak berulang-ulang yang bisa menjadikan siswa mengalami kejenuhan.</div><div style="text-align: justify;">Demikian pula jika materi yang akan disampaikan terlalu sulit atau tinggi, maka guru sebaiknya melakukan penyesuaian materi walaupun mungkin hal itu tidak tertuang didalam kurikulum pendidikan yang telah disusun hal ini dilakukan agar siswa bisa diikuti oleh siswa. Efek negatif jika materi yang akan disampaikan terlalu tinggi atau sulit dan tidak dilakukan penyesuaian materi maka biasanya akan menimbulkan kegaduhan kelas atau siswa kurang serius untuk mengikuti materi yang sedang dibahas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">2. Fasilitas yang diperlukan</span></div><div style="text-align: justify;">Jika suatu materi membutuhkan fasilitas alat, media, tempat atau biaya tertentu dan itu ternyata diluar kemampuan kelas/sekolah maka sebaiknya dilakukan penyesuaian seperlunya tanpa mengurangi esensi materi yang sedang disampaikan. Guru bisa saja menggunakan metode pembelajaran alternatif lainnya yang lebih mendekati keadaan siswa dan kemampuan kelas/sekolah. Disinilah seorang guru diuji keprofesionalannya dalam mengambil langkah alternatif yang terbaik dalam mengatasi masalah tersebut. Bisa saja fasilitas alat, media, tempat dan biaya tertentu yang tidak mampu disediakan oleh kelas/sekolah menjadi salah satu pemicu guru untuk melakukan inovasi pendidikan yang memungkinkan materi tersebut tetap bisa disampaikan dengan baik di kelas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">3. Kondisi siswa</span></div><div style="text-align: justify;">Jumlah jam belajar yang harus diselesaikan oleh siswa dalam satu hari juga menjadi salah satu faktor penyebab kelelahan siswa. Siswa lesu, mengantuk, lapar atau karena ada kegiatan diluar yang akan dilakukan dan sebagainya ini dapat mempengaruhi situasi kelas. Hal ini harus diperhatikan oleh guru sehingga seorang guru haruslah mampu menyesuaikan keadaan ini dengan materi yang akan/sedang disampaikan. Guru bisa saja menyisipkan kedalam materi yang sedang disampaikan dengan cerita-cerita yang memotivasi, cerita-cerita lucu, dan atau cerita yang berhubungan dengan materi yang mampu memancing konsentrasi siswa agar tetap fokus pada materi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">4. Metode Pembelajaran</span></div><div style="text-align: justify;">Banyak guru yang tidak menyadari bahwa teknik mengajar yang digunakan untuk menyampaikan materi tidak cocok dengan situasi kelas yang hal tersebut bisa menjemukan dan kurang menggairahkan suasana kelas. Guru hendaknya melakukan penyesuaian agar tidak terhanyut dalam situasi kelas yang demikian. Banyak metode pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi tetapi hal itu haruslah dilakukan berdasarkan obervasi kecocokan antara materi dengan keadaan siswa, tingkat penguasaan dan fasilitas yang diperlukan. Janganlah memaksakan suatu metode pembelajaran dengan materi yang tidak sesuai, hal ini akan memicu ketidak kondusif-an kelas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru profesional dituntut kepekaannya dalam menguasai situasi kelas sehingga mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya agar ke-efektif-an pelaksanaan program pembelejaran bisa tercapai. Selamat bekerja guru profesional...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Daftar Pustaka</div><div style="text-align: justify;">A. Tabrani Rusyan, Drs. 1992. Strategi Penerapan Kurikulum Di Sekolah. CV. Bina Mulia : Jakarta</div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-51669370807867866062010-07-05T03:33:00.000-07:002010-07-05T10:01:25.534-07:00Mencapai potensi hidup yang maksimal<div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkGY-0YNlPQ6KavbdAPEVgrK_On3wpngAqlv8T4uwCpGWBv-rn9tSNspKZiP0fiW2rkK4SvVgiU4huw3kBPHUsKrfDtLevv7znadpUmlVF58cjllSbuba0MOMkRXm-iY7Vw_m98EbIjSPL/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkGY-0YNlPQ6KavbdAPEVgrK_On3wpngAqlv8T4uwCpGWBv-rn9tSNspKZiP0fiW2rkK4SvVgiU4huw3kBPHUsKrfDtLevv7znadpUmlVF58cjllSbuba0MOMkRXm-iY7Vw_m98EbIjSPL/s320/images.jpg" /></a></div><div style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Setiap orang mendambakan masa depan yang lebih baik ; kesuksesan dalam karir, </span><span style="font-size: small;"> rumah tangga dan hubungan sosial, namun seringkali kita terbentur oleh berbagai </span><span style="font-size: small;">kendala. Dan kendala terbesar justru ada pada diri kita sendiri.</span><span style="font-size: small;"> Melalui karyanya, Joel Osteen menantang kita untuk keluar dari pola pikir yang </span></div><div style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> sempit dan mulai berpikir dengan paradigma yang baru.</span><span style="font-size: small;"> </span></div></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> Ada 7 langkah agar kita mencapai potensi hidup yang maksimal :</span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> * Langkah pertama adalah perluas wawasan. Anda harus memandang kehidupan ini </span><span style="font-size: small;"> dengan mata iman, pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi.</span><span style="font-size: small;"> Anda harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih.</span><span style="font-size: small;"> Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirimu, didalam benakmu, dalam percakapanmu, </span><span style="font-size: small;"> meresap ke pikiran alam bawah sadarmu, dalam perbuatanmu dan dalam setiap </span><span style="font-size: small;"> aspek kehidupanmu.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: small;"></span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> * Langkah ke dua adalah mengembangkan gambar diri yang sehat. Itu artinya Anda harus</span><span style="font-size: small;"> melandasi gambar dirimu diatas apa yang Tuhan katakan tentang Anda. </span><span style="font-size: small;"> Keberhasilanmu meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang </span><span style="font-size: small;"> dirimu sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukan</span><span style="font-size: small;"> tingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akan</span><span style="font-size: small;"> pernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai dirimu sendiri</span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> * Langkah ke tiga adalah temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataanmu. </span><span style="font-size: small;"> Target utama serangan musuh adalah pikiranmu. Ia tahu sekiranya ia </span><span style="font-size: small;"> berhasil mengendalikan dan memanipulasi apa yang Anda pikirkan, maka ia</span><span style="font-size: small;"> akan berhasil mengendalikan dan memanipulasi seluruh kehidupanmu.</span><span style="font-size: small;"> Pikiran menentukan prilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan. </span><span style="font-size: small;"> Alkitab memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga pikiran.</span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> * Langkah ke empat adalah lepaskan masa lalu, biarkanlah ia pergi...</span><span style="font-size: small;"> Anda mungkin saja telah kehilangan segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya </span><span style="font-size: small;"> dalam hidup ini. Jika Anda ingin hidup berkemenangan , Anda tidak boleh memakai</span><span style="font-size: small;"> trauma masa lalu sebagai dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini.</span><span style="font-size: small;"> Anda harus berani tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap burukmu</span><span style="font-size: small;"> selama ini, atau membenarkan tindakanmu untuk tidak mengampuni seseorang. </span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> * Langkah ke lima adalah temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun</span><span style="font-size: small;"> Kita harus bersikap :" Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi</span><span style="font-size: small;"> tetapi saya tidak akan terus tinggal dibawah sana." Kita semua menghadapi</span><span style="font-size: small;"> tantangan dalam hidup ini . KIta semua pasti mengalami hal-hal yang datang</span><span style="font-size: small;"> menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup</span><span style="font-size: small;"> berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.</span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"> * Langkah ke enam adalah memberi dengan sukacita. Salah satu tantangan terbesar </span><span style="font-size: small;"> yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri. </span><span style="font-size: small;"> Sebab kita tahu bahwa Tuhan memang menginginkan yang terbaik buat kita,</span><span style="font-size: small;"> Ia ingin kita makmur, menikmati kemurahanNya dan banyak lagi yang Ia sediakan buat kita, </span><span style="font-size: small;"> namun kadang kita lupa dan terjebak dalam prilaku mementingkan diri sendiri.</span><br />
<span style="font-size: small;"> Sesungguhnya kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkan</span><span style="font-size: small;"> apabila kita mau berbagi hidup dengan orang lain.</span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> * Langkah ke tujuh adalah memilih untuk berbahagia hari ini. Anda tidak harus menunggu</span><span style="font-size: small;"> sampai semua persoalanmu terselesaikan. Anda tidak harus menunda kebahagiaan </span><span style="font-size: small;"> sampai Anda mencapai semua sasaranmu. Tuhan ingin Anda berbahagia apapun kondisimu,</span><span style="font-size: small;"> sekarang juga !</span></div>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5718726106066834349.post-77824683642740392002009-07-14T07:26:00.000-07:002010-07-14T07:28:47.764-07:00daftar Isi Xpare Blog<script src="http://xpareblog.googlecode.com/files/xpare%20bloggg.js" type="text/javascript">
</script><br />
<script src="http://xpare-com.blogspot.com/feeds/posts/summary?max-results=1000&alt=json-in-script&callback=loadtoc">
</script>Andri Rebornhttp://www.blogger.com/profile/12595685342210198025noreply@blogger.com1